Minggu, 06 Januari 2013


KELAS ARACHNOIDEA

A.      CIRI-CIRI ARACHNOIDEA
Ø  Struktur Tubuh
Arachnoidea berasal dari bahasa Yunani, yaitu Arachne yang berarti laba-laba. Tubuhnya terdiri dari 2 bagian, yaitu cephalothorax dan abdomen. Keduanya agak bulat, biasanya tidak bersegmen dan digabungkan oleh pedunkulus. Arachnoidea tidak memiliki antena. Cephalothorax umumnya mempunyai 8 buah mata sederhana yang terletak di bagian anterior. Pada bagian depan cephalothorax terdapat dua pasang mulut dengan 6 pasang alat tambahan (embelan).
Pasangan embelan yang pertama adalah kelisere (chelicerae) yang berbentuk capit, berfungsi untuk merobek dan melumpuhkan mangsanya. Masing-masing dari dua buah chelicerae mempunyai segmen dasar dan taring yang menyerupai cakar di bagian terminal. Cakar ini dihubungkan dengan suatu saluran ke bagian kelenjar racun yang terletak di dalam cephalothorax.
Pasangan embelan yang ke dua adalah pedipalpus yang berbentuk capit namun lebih panjang (seperti gunting). Pasangan pedipalpus pendek, dengan enam buah segmen menyerupai kaki dengan bagian dasar yang membesar membentuk maxilla. Maxilla ini digunakan untuk memegang dan mengunyah makanan. Pasangan embelan selanjutnya adalah merupakan empat pasang kaki jalan, sehingga jumlah kaki menjadi delapan  dan sering disebut decapoda.
Masing-masing kaki mempunyai tujuh buah segmen yang terdiri atas: coxa, trochanter, femur, patella, tibia, metatarsus dan tarsus. Di ujung dari dua atau tiga buah tarsus terdapat cakar (claw). Pada beberapa laba-laba, bagian ujung memiliki bantalan (pad) “rambut” sehingga hewan tersebut dapat menempel pada dinding atau permukaan lainnya yang sama. Seluruh bagian tubuhnya ditutupi oleh kutikula yang memiliki banyak rambut yang dapat berfungsi sebagai organ sensoris.
Beberapa lubang terbuka yang terdapat pada permukaan tubuh Arachnoidea adalah :
1.      Mulut yang kecil, di antara maxilla di bagian anterior cephalothorax.
2.      Lubang kelamin di bagian midventral abdomen sebelah depan, pada yang betina ditutupi oleh piringan yang disebut epigenum.
3.      Celah tempat masuknya udara dari luar ke paru-paru buku.
4.      Spirakel, tempat masuknya udara ke dalam sistem respirasi
5.      Dua atau tiga pasang spinneret yang berfungsi sebagai pemintal benang pada waktu pembentukan rumahnya.

B.       SISTEM-SISTEM ORGAN PADA ARACHNOIDEA
1.      Sistem Pencernaan Makanan
Saluran pencernaan makanan pada Arachnoidea terdiri dari :
a.       Mulut, yang merupakan lubang kecil.
b.      Esofagus, suatu saluran berbentuk silinder.
c.       Lambung penghisap, mempunyai otot-otot yang meluas dari permukaan dorsal sampai cephalothorax.
d.      Lambung utama, terletak di dalam cephalothorax dan mempunyai lima pasang calcum (saluran / kantung buntu) yang menuju ke bagian dorsal dan masing-masing kaki.
e.       Intestin, saluran yang memanjang dan lurus di daerah abdomen dan bermuara suatu saluran dari hati yang membawa cairan pencernaan.
f.       Kelenjar pencernaan atau hati yang mempunyai banyak cabang.
g.      Rektum, di bagian ini bermuara kantung yang disebut stercoral pocket.
h.      Anus, sebagai lubang pengeluaran sisa-sisa pencernaan makanan.
Proses pencernaan makanan dimulai dari makanan ditangkap dengan jaring tepi dan ada pula makanan yang berwujud cairan dihisap oleh Arachnoidea yang hidup sebagai parasit didalam tubuh hewan lain terutama insekta. Pengisapan zat cair tersebut dilakukan oleh lambung penghisap melalui kontraksi oto-otot lambungnya. Selanjutnya makanan akan diteruskan pada alat-alat pencernaan makanan seperti yang telah dikemukakan di bagian atas untuk mengalami pencernaan makanan akan dikeluarkan melalui anusnya.
2.      Sistem Ekskresi
Sistem ekskresi dilakukan dengan menggunakan saluran malpighi yang dihubungkan pada intestin di bagian posterior. Selain saluran malpighi ekskresi juga dilakukan oleh kelenjar coxal yang terdapat di bagian dasar cephalothorax. Kelenjar coxal ini diperkirakan homolog dengan kelenjar hijau yang dimiliki oleh golongan crustacea.
3.      Sistem Respirasi
Organ tubuh yang digunakan untuk melakukan respirasi adalah paru-paru buku. Paru-paru buku memiliki gulungan yang berasal dari invaginasi perut, masing-masing paru-paru buku ini memiliki lembaran-lembaran tipis (lamela) yang tersusun berjajar. Paru-paru buku ini juga memiliki spirakel sebagai tempat masuknya oksigen dari luar.  Bagian ini terdiri atas 15 sampai 20 keping lembaran horizontal seperti bulu yang berisi pembuluh-pembuluh darah. Udara dari luar masuk melelui celah di bagian abdomen dan akan beredar di antara keping-keping paru-paru buku. Pada bagian inilah terjadi pertukaran O2 dan CO2. 
4.      Sistem Peredaran Darah
Peredaran darah dimulai dari jantung yang bentuknya memanjang, berotot, dan dapat berkontraksi, terletak di bagian abdomen sebelah dorsal. Jantung ini memiliki tiga pasang ostia dan dikelilingi oleh rongga perikardium. Dari jantung ke bagian belakang dihubungkan oleh aorta caudal, sadangkan ke bagian depan dihubungkan oleh arteri yang menuju bagian lambung, kaki, dan kelenjar racun. Darahnya tidak berwarna dan mengandung hemocyanin sabagai pigmen pernafasan.
Jantung akan memompa darah melalui aorta dan masuk ke dalam sinus di antara jaringan-jaringan tubuh. Di sini darah akan diteruskan ke paru-paru untuk melakukan pertukaran O2 dan COpada “vena paru-paru”. Darah akan kembali masuk ke dalam jantung melalui ostia.
5.      Sistem Syaraf
Sistem syaraf pada golongan Arachnoidea seperti pula Arthropoda pada umumnya telah terpusat. Sistem syarafnya terdiri atas ganglion dengan dua buah lobus yang terletak di atas esophagus (supraesophagus). Ganglion tersebut dihubungkan oleh syaraf penghubung ke ganglion ventral di bawah esophagus (sub esophageal). Dari ganglion itu tersebar syaraf-syaraf radial ke seluruh bagian organ. Pasangan-pasangan ganglion terjadi pada laba-laba muda tetapi tidak ada pada laba-laba dewasa.
Mata pada Arachnoidea sederhana, dengan lensa yang terbuat dari chitin, lapisan ephitel, batang optic, dan sel-sel retina. Pada laba-laba, penglihatan lebih tajam dibandingkan dengan yang lainnya. Pedipalpus dan beberapa rambut eksternal sangat sensitif terhadap sentuhan.
6.      Sistem Reproduksi
Hewan jantan jika telah dewasa dan matang akan memintal sarang kecil sebagai tempat untuk meneteskan / meletakkan spermanya. Selanjutnya sarang yang berisi sperma tersebut akan diletakkan pada rongga yang terdapat pada pedipalpus. Bila siap berkopulasi, laba-laba jantan memintal jaring kecil dan menaruh setitik spermanya di situ atau di tanah atau beberapa tumpukan serasah. Setelah itu dia mengambil cairan tersebut dan dipindahkan ke dalam labu-labu kecil pada pedipalpinya lalu mencari betina dan menyalurkannya kepada spermateka betina.
Siklus hidup pada laba-laba setelah mengalami fertilisasi (pembuahan). Laba-laba betina menghasilkan kantung telur, yang ukuran dan bentuknya berbeda-beda tergantung spesies. Kantung telur umumnya terdiri atas kumpulan benang sutera yang membungkus telur. Beberapa spesies meninggalkan kantung ini di dekat habitatnya atau di dalam galian. Telur menetas di dalam kantung, dan laba-laba muda berganti kulit sekali sebulum muncul. Laba-laba muda ini disebut spiderling atau nimfa, dan sudah mencari makanan sendiri. Nimfa ini adalah bentuk miniatur laba-laba dewasa, yang mempunyai spineret dan kelenjar racun yang sudah berfungsi.
Nimfa mengalami molting 2-12 kali sebagai juvenil, tergantung jenis laba-laba, sebelum mencapai dewasa. Laba-laba ini bisa memencar dengan mengembangkan benang-benang suteranya dan terbawa angin. Daur hidup pada kebanyakan laba-laba pemintal benang adalah kurang dari 12 bulan, tetapi pada laba-laba penggali tanah berekembang lebih lama dan tampaknya mempunyai daur hidup yang lebih lama (beberapa tahun).

C.      KLASIFIKASI ARACHNOIDEA
Secara umum, Arachnoidea dibagi ke dalam 3 ordo, yaitu Scorpionida, Acarina, Arachnida.
1)      Ordo Scorpionida
Meliputi segala macam golongan kalajengking. Bagian abdomennya bersegman dan panjang. pada segmen terakhir berubah bentuk menjadi alat sengat. Hewan ini memiliki pedipalpus, berbentuk seperti catut besar dan kelisera yang kecil. Contoh spesiesnya antara lain Thelyphobnus sp. (kalajengking) dan Buthus afer (ketungging),  Buthus tamulus/ Scorpio sp., dll.

a. Kingdom     : Animalia
b. Filum           : Arthropoda
d. Kelas           : Arachnoidea
e. Ordo                        : Scorpionida
f. family           : -
g. Genus          : Buthus
h. Spesies         : Buthus tamulus / Scorpio sp.
                                                 

2)      Ordo Arachnida
Meliputi bangsa laba-laba. Abdomennya tidak bersegmen. Pada bagian ventral abdomen dan di depan anusnya terdapat alat yang mengeluarkan benang sutra yang berguna untuk membuat jaring-jaring. Alat ini disebut spinneret. Benang-benang yang dikeluarkan untuk membuat sarang sekaligus sebagai jaring penangkap mengsanya. Selain itu, berguna untuk membentuk kokon (cocoon). Contoh spesiesnya antara lain: Heteropoda venatoria (laba-laba pemburu), Nephila maculate, Gastera sp. (laba-laba duri)., dll.
a. Kingdom     : Animalia
b. Filum           : Arthropoda
c. Kelas            : Arachnoidea
d. Ordo            : Arachnida
e. Family          : -
f. Genus           : Heteropoda
g. Spesies         : Heteropoda venatoria 

3)      Ordo Acarina
Meliputi jenis yang merupakan parasit dan merugikan manusia. Misalnya tungau atau caplak. Tubuhnya berukuran kecil dan tidak bersegmen-segmen. Abdomennya bersatu dengan cephalothorax. Semua anggota Acarina bernapas melalui seluruh permukaan tubuhnya. Ilmu yang khusus mempelajari caplak disebut Acarologi. Contoh spesiesnya antara lain: Sarcoptes sp. (caplak penyebab penyakit kudis), Dermacentor sp. (caplak pengisap darah mamalia atau manusia), Tetranychus sp., Dermatophagoides pteronyssinus, dll.
a. Kingdom     : Animalia
b.    Filum          : Arthropoda
c.    Kelas           : Arachnoidea
d.   Ordo           : Acarina
e.    Family         : Pyroglyphidae
f.     Genus         : Dermatophagoides
g.    Spesies        : Dermatophagoides pteronyssinus

Secara sistematika, klasifikasi Arachnoidea dapat dirincikan sebagai berikut.
NO.
SUB KELAS
ORDO
CONTOH SPESIES
1.       
Merostomata (Gigantastraca)
a.      Xiphosura
b.      Euripterida
Limulus polyphemus (sudah punah)
2.       
Arachnida
a.      Scorpionoda
b.      Pedipalpi
c.       Araneida
d.      Palpigradi
e.       Pseudoscorpionida
f.        Solpugida
g.      Phalangida
h.      acarina
Diplocentrus whitei
Tarautula whitei
Salticus scenicus
Koenia wheeleri
Chelifer caucroides
Eremobates pallipes
Liobunum vittatan
Sarcoptes scabici
3.       
Pycnogonida (pantopoda)

Nympon striomii
4.       
Tartigrada

Macrobiotes hufelandi
5.       
Pentastomida (Linguatulida)

Linguatula serrata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar