Selasa, 10 April 2012

Tips Lulus UN


1.     Belajar yang Giat
Pelajari semua materi pelajaran kalian dari kelas 1 sampai kelas 3 secara sekilas sesuai dengan SKL (Standar Kelulusan) yang telah ditentukan. Belajar setiap hari selama 30 menit sehari lebih baik daripada belajar satu minggu satu kali selama 5 jam. Jadi usahakan untuk belajar secara rutin dari hari ke hari. Ini akan membuat ingatan Anda jauh lebih terasah daripada belajar dalam satu waktu.
2.     Perbanyak Latihan Soal
Mulai pelajari soal-soal yang sudah keluar tahun lalu dan juga prediksinya untuk tahun ini Berlatih mengerjakan soal akan membuat Anda terbiasa menghadapi beragam soal. Dengan sering berlatih, penguasaan Anda terhadap materi semakin baik. Berlatihlah dengan serius dan sungguh-sungguh.
3.     Belajar Kelompok
Dengan belajar kelompok, Anda dapat berbagi dengan teman lainnya dalam memecahkan soal dan saling menguatkan motivasi belajar. Selain itu, bertanya kepada guru di sekolah jika ada materi pelajaran yang Anda masih kurang mengerti. Ajari teman Anda yang membutuhkan juga, dengan begitu akan menambah daya pemahaman Anda.
4.     Berdoalah kepada Tuhan
Setiap keberhasilan karena adanya campur tangan dari Tuhan, oleh karena itu berdoalah agar diberi kemudahan dalam menghadapi UN.
5.     Mohon Doa Restu kepada Orang Tua
Jadikan UN sebagai ajang untuk mempersembahkan yang terbaik kepada kedua orang tua Anda tercinta, oleh karena itu mintalah restu kepada orang tua sebelum UN, agar diberi kemudahan dan kelancaran.
6.     Biasakan Brsikap Jujur dan Sportif
UN merupakan ajang yang yang sangat bergengsi, maka tidak heran jika ada yang melakukan tindakan tidak terpuji dalam pelaksanaan UN. Misalnya memberikan bocoran baik soal maupun jawaban, ataupun melakukan kecurangan lainnya saat UN. Hindari tindakan-tindakan seperti ini.

7.     Hindari Belajar Sistem Kebut Semalam
Belajarlah jauh-jauh hari sebelum UN tiba. Jangan menggunakan Sistem Kebut Semalam yaitu belajar keras saat UN sudah dekat. Justru pada hari-hari menjelang pelaksanaan UN, badan dan pikiran Anda harus fresh dan rileks. Jaga kondisi tubuh Anda dengan makan makanan yang sehat dan bergizi dan beristirahatlah yang cukup.
8.     Hindari Kegiatan yang bisa mengganggu Konsentrasi Belajar
Untuk sementara waktu tinggalkan dulu kegiatan kesenangan/hobi Anda yang bisa mengganggu konsentrasi belajar seperti : bermain play station, chatting di internet dan atau menonton televisi.
9.     Lengkapilah Peralatan ujian
Untuk mengindari kerusakan pada LJK Anda, Anda harus mempersiapkan peralatan untuk mengerjakan UN misalnya : Menggunakan Alas LJ, Memilih Karet Penghapus yang baik, memakai Penggaris yang bermal dan menggunakan pensil 2B yang baik dan standar UN.

10.  Optimis

Sering kali perasaan was-was, takut serta pesimis muncul di benak Anda. Oleh karena itu, tanamkan rasa optimis di dalam hati dan yakinlah bahwa Anda mampu untuk menjawab semua soal UN. Jangan takut, yakinlah Anda bisa.

Dengan beberapa langkah dan strategi diatas, Anda dapat dipastikan akan menguasai dengan baik secara teknis dan non teknis serta mampu mengerjakan berbagai jenis soal UN secara maksimal dengan hasil yang membanggakan baik untuk diri Anda, Orang Tua, Sekolah serta Bangsa Indonesia pada umumnya. AMIIN ^_^


tips mendapatkan IP yang tinggi

Cara Mendapatkan IP yang tinggi
Indeks Prestasi (IP) adalah suatu angka yang menunjukkan nilai kumulatif semua mata kuliah sesuai dengan SKS yang diambil dalam satu semester. IP yang tinggi mungkin menjadi impian setiap mahasiswa. Namun, bagaimanakah caranya memperoleh IP tinggi? Berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan.
1.     Belajar Yang Giat
Apalagi yang mau diandalkan kalau tidak belajar? Anda harus menguasai materi-materi yang diberikan dosen Anda, sebab jika Anda tidak menguasainya, sudah bisa dipastikan IP Anda akan terjun payung.
2.     Kumpulkan Tugas Tepat Waktu
 Kalau boleh memilih, lebih baik Anda tetap mengumpulkan tugas walaupun kurang baik ketimbang Anda mengumpulkannya terlambat, apalagi sampai tidak mengumpulkan. Ketepatan pengumpulan tugas juga dapat menjadi pertimbangan dosen.
3.     Jaga Presensi
Ini penting, sebab hampir semua dosen menganggap presensi/kehadiran sebagai salah satu pertimbangan nilai. Umumnya, untuk 2 SKS Anda mempunyai jatah 3 kali absen, sedang untuk 4 SKS Anda mendapat jatah 6 kali absen. Pergunakanlah jatah absen tersebut dengan bijak. Jangan membolos sekiranya tidak ada keperluan penting yang mendesak.
4.     Bersikap Sopan
 Sikap sopan kepada dosen sangatlah penting. Sebab terkadang seorang dosen memberikan personal-judgment pada mahasiswanya. Dalam memberikan penilaian, dosen terkadang terpengaruh oleh perasaannya, salah satu yang mempengaruhinya adalah perangai dan kesopanan mahasiswa kepadanya.
5.     Bersikap Kritis dan Jangan Menjilat
Kebanyakan dosen amat menyukai mahasiswa yang kritis dan tidak menyukai mahasiswa yang menutupi kelemahannya dengan menjilat. Sikap kritis itu harus dinamis, dialektis, tidak egois dan tidak dipaksakan. Oh ya, keaktifan Anda dalam kelas juga sangat diperlukan.
6.     Buat Catatan yang rapi
Kadang apa yang disampaikan dosen itulah yang keluar di ujian. Untuk langkah aman, catat point penting dari setiap mata kuliah. Mencatat juga memberi kesan bahwa kita memperhatikan dosen. Kebanyakan dosen  senang melihat mahasiswanya memperhatikan dirinya. Ini secara tidak langsung memberi citra diri yang baik di mata dosen.
Semua orang ingin mendapatkan IP tinggi tetapi tidak semua orang layak untuk mendapatkan IP tinggi. Apa yang membedakan mahasiswa layak dan tidak layak untuk mendapatkanya? Strategi yang benar, komitmen yang teguh dan disiplin. Good luck ^_^


Dikutip dari: blogmhs.uki.ac.id, homeruler.wordpress.com

Rabu, 04 April 2012

asal mula kehidupan


BAB I
PENDAHULUAN

Menurut sains modern kehidupan manusia dimulai dengan terjadinya pertemuan antara sel telur dan sperma. Tetapi menurut Psikologi Islami, kehidupan manusia itu diciptakan jauh sebelumnya, yaitu penciptaan ruh manusia di alam azali. Selain itu rentang kehidupan tidak sebatas sampai meninggalnya, tetapi jauh sesudahnya yaitu kehidupan akhirat.
Kehidupan manusia secara umum ada 3 macam yaitu kehidupan pra lahir, kehidupan di bumi, dan kehidupan pasca manusia. Dalam kehidupan pra lahir terdapat penciptaan  ruh, penciptaan jasad, serta pertemuan antara ruh dan jasad. Sebelum adanya peniupan ruh ke jasad manusia, jasad itu mengalami perubahan-perubahan bentuk.
Sesungguhnya Allah telah menciptakan manusia dari saripati tanah. Segolongan ahli tafsir menyatakan bahwa yang dimaksud dengan manusia adalah keturunan Nabi Adam. Apabila diadakan penyelidikan yang seksama, maka air mani itu pun berasal dari dari saripati tanah dengan melalui beberapa proses, yaitu yang merupakan hasil bumi dan hasil tersebut dimakan oleh manusia melalui alat pencernaan. Maka berubahlah air mani menjadi cairan yang bercampur dengan darah, kemudian menjadi saripati. Dalam persetubuhan dengan istrinya air mani tersebut masuk kedalam rahim dan bersatu dengan sel telur.
Proses pembentukan janin dimulai dari air mani yang bersatu dengan sel telur di dalam rahim sampai beberapa minggu menjadi segumpal darah (‘alaqah). Dari segumpal darah itu dijadikan segumpal daging (mudhgah). Kemudian pada segumpal daging itu ada bagian yang didalamnya dijadikan tulang belulang (izham). Tulang itu dibungkus dengan daging dan setelah berumur 4 bulan 10 hari didalam rahim, Allah meniupkan ruh sehingga menjadi manusia sempurna, sebagaimana kita semua. Allah menjadikan manusia di dunia ini sebagai makhluk yang paling baik atau mulia.



BAB II
ISI

Pada awal pembentukan jasad calon bayi, orang tua sangat berpengaruh. Apa yang dikatakan, dihayati, dan dilakukan orang tua saat melakukan hubungan badan akan menghadirkan pengaruh pada anak. Apabila sebelum melakukan seks orang tua meminta perlindungan kepada Allah, maka insya Allah dari awal calon manusia itu mendapat perlindungan dan penguatan dari Allah. Tetapi apabila orang tua tidak meminta perlindungan dari Allah, maka akan menghadirkan pengaruh syetan dalam diri manusia.
Adapun pengaruh yang laen yang sangat signifikan terhadap anak. Pengaruh-pengaruh itu antara lain pengaruh fisik, emosi, kognisi dan spiritual. Tentang pengaruh fisik orang tua tidak ada keraguan, apa yang dimakan atau dilakukan orang tua akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik dan kecerdasan intelektual anak. Pengaruh emosi dan kognisi orang tua juga besar terhadap anak dan menjadi sorotan oleh para ahli. Suatu hasil temuan mengatakan bahwa bila stimulasi intelektual diberikan maka anak akan menjadi lebih cerdas.
 Apabila anak-anak saat dalam kandungan banyak diajak bicara dan diberi cerita maka dapat menunjukkan bahwa dalam diri mereka akan lebih mudah berbicara dibanding anak-anak yang lain. Begitu juga dengan musik klasik, musik klasik ini juga menghadirkan pengaruh positif terhadap intelektualitas anak-anak. Pengaruh spiritual orang tua juga tidak diragukan lagi. Bila anak dalam kandungan orang tua banyak membersihkan hatinya, maka anak yang bakal dilahirkan lebih mudah untuk cinta dan patut terhadap Allah.
Kehidupan didunia ditandai oleh berbagai fase kehidupan. Diantaranya fase bayi, fase kanak-kanak, fase tamyiz, fase amrad, fase taklif, fase futuh, dan fase kematian.
  1. FASE BAYI
Masa bayi berlangsung antara usia 0-2 tahun. Hal pertama yang menunjukkan fungsi saat anak lahir yaitu adanya fungsi pendengaran. Saat lahir sang bayi perlu dibunyikan kalimat persaksian (adzan dan iqamah). Anjuran mengumandangkan kalimat persaksian tersebut yaitu untuk menunjukkan bahwa fungsi pendengaran telah berlangsung. Alasannya lainnya yaitu karena Allah ingin manusia meneguhkan persaksiaannya kepada Allah. Dengan mengumandangkan adzan dan iqamah pada anak maka akan menjadikan anak memperkokoh posisi ketauhidannya di dunia ini. Apabila pendengaran ini dioptimalkan akan dapat mengembangkan potensi-potensi intelektual, emosi, dan spiritual anak.
Salah satu hak anak yaitu mempunyai nama yang baik. Hal ini merupakan tanggung jawab orang tua untuk memenuhinya. Orang tua seharusnya memperhatikan masalah pemberian nama anak, agar nama-nama anak itu tidak memiliki arti yang tidak baik dan menentang dari nilai dan norma. Sepatutnya orang tua itu memberikan nama-nama baik bagi anaknya. Adapun nama yang direkomendasikan untuk kita gunakan sebagai nama anak-anak kita:
·         Nama-nama yang menunjukkan penghambaan makhluk atas Allah Azza Wa Jalla, seperti Abdullah (hamba Allah), Abdurrahman (hamba sang pengasih)
·         Nama-nama Nabi
·         Nama-nama yang memiliki arti atau gambaran positif, baik, optimistic, kegembiraan, seperti Harits (yang memahami masalah), Harman (pemberani), dan Al-mundzir (yang elok rupanya).
Selain itu ada juga nama-nama yang tidak semestinya kita gunakan untuk anak-anak kita, seperti nama-nama berikut:
·         Nama-nama yang menggambarkan keadaan yang buruk, sedih, muram, suram, seperti Harb (perang), Murrah (bakhil), dan Kalb (anjing)
·         Nama-nama syetan, seperti Syeitan, Jin, Al-Hibab, dan Al-Ajda’
·         Nama-nama tokoh sejarah yang antagonis, seperti Fir’aun, Qarun, Haman
·         Dengan menggunakan nama-nama Allah
·         Nama-nama yang berisi penghambaan kepada selain Allah, seperti Abdul Ka’bah (hamba ka’bah), Abdul ‘uzza (hamba berhala ‘uzza), serta Abdul Hajar (hamba batu)
Nama yang dimiliki seseorang adalah ungkapan yang paling sering didengarnya. Salah satu yang menjadikan seseorang bertindak atau berperilaku adalah stimulasi yang diterimanya. Bila seseorang memiliki nama baik maka ia menerima stimulasi yang baik secara terus-menerus dan pada gilirannya mempersepsi dirinya sebagai seseorang yang baik, memiliki sifat-sifat kebaikan, atau tertuntut untuk bertindak positif. Sebaliknya, apabila seseorang memiliki nama yang buruk, maka ia akan selalu menerima stimulasi yang buruk juga.
Nama dapat menuntut seseorang untuk sebaik namanya. Tuntutan ini bisa memotivasi seseorang, tetapi juga dapat membebani. Secara spiritual, nama yang melekat pada diri seseorang juga mengandung harapan bahkan do’a. Nama yang yang baik berisi do’a yang baik, do’a itu akan benar-benar memiliki kekuatan atau berbobot bila diucapkan oleh orang yang berbobot.
Indra lain yang berfungsi adalah penglihatan, perabaan juga penciuman. Bayi dapat melihat pada usia kurang lebih 40 hari kehadirannya dibumi. Sesudahnya fungsi penglihatannya dapat dioptimalkan. Ahli psikologi Sydis menunjukkan bahwa kalau anak menerima stimulasi yang kaya melalui fungsi penglihatannya, maka kecerdasannya akan bertumbuh kembang secara pesat. Pada masa ini juga penyusuan memegang peranan yang amat besar dalam mengembangkan fisik emosi, dan kognisi anak. Dalam islam orang tua dianjurkan untuk menyusui anaknya hingga usia 2 tahun atau 24 bulan kehidupannya.
  1. FASE KANAK-KANAK
Anak adalah eksplorer sejati. Di usia kanak-kanak (2-7 tahun) ini anak melakukan penjelajahan terhadap lingkungannya. Seluruh indranya berfungsi dengan baik. Masuknya berbagai pengalaman dan informasi akan memberikan efek terhadap kondisi akal dan hatinya. Apa yang dilihat anak melalui eksplorasinya terhadap lingkungan akan memperkuat wadah pengetahuan. Dengan eksplorasi yang dilakukannya si anak memperoleh pengetahuan yang bersifat indrawi, suatu pengetahuan yang konkret. Ia melatih akalnya untuk menyerap pengetahuan yang konkret melalui indranya, selanjutnya menyimpannya dalam akal pikirannya. Kesan anak terhadap benda-benda yang konkret biasanya sangat kuat. Hal ini menjadikan akalnya berfungsi dengan optimal.
Lebih dari itu, di masa eksplorasi ini anak dapat memperoleh peneguhan kesaksiannya kepada Allah melalui kekayaan alam yang dilihatnya secara langsung. Apa yang dilihat anak dapat dimaknai sebagai ciptaan Allah. Disini persaksian tidak berhenti di alam tidak sadar (di alam ghazali), di telinga (saat di sampaikan adzan dan iqamah). Tetapi kekuasaan Allah terbentang pada seluruh alam semesta. Bisa dikatakan masa ini adalah masa pembentukan kerangka bertahuid anak. Oleh karena itu, kalau saat ini paradigma tahuid dalam jiwa anak, maka akan memandang segala yang ada dipermukaan bumi di bawah langit ini adalah wujud kekuasaan Allah. Qolbu akan di penuhi keyakinan terhadap Tuhan karena seluruh realitas berdimensi tauhid.
Masa anak-anak ini, anak juga dilatih mendisiplinkan dirinya, tapi upaya ini benar-benar merupakan suatu training (latihan). Anak diajari konsekuensi alami dan konsekuensi logis dari perbuatannya. Berbagai feedback layak di berikan kepada anak, baik lisan maupun tindakan. Tetapi hukuman belum sepatutnya diberikan. Dalam situasi hadist diisyaratkan agar pada usia 7 tahun anak didisiplinkan untuk melaksanakan shalat. Namun hanya patut dihukum secara fisik pada fase berikutnya.  
  1. FASE TAMYIZ
Fase tamyiz (7-10 tahun) ini adalah fase peka dimana seseorang siap (dipersiapkan atau mempersiapkan dirinya) melakukan peran sebagai Abdullah (hamba Allah). Adapun hadist yang dijadikan rujukan untuk fase tamyiz ini yaitu hadist:
          Bila anak telah berusia 7 tahun perintahkanlah dia untuk melaksanakan shalat dan pada saat usia 10 tahun, maka pukullah bila dia meninggalkannya”.
Sebagai hamba Allah si anak perlu memahami siapa Allah (melalui tauhid) dan bagaimana aturan-aturan Allah berlaku di atas bumi demi menjaga keberlangsungan hidup manusia.
Adapun tugas-tugas hidup manusia yang disiapkan pada fase tamyiz ini, antara lain:
·         Memiliki kemampuan tentang bagaimana menjalin hubungan dengan Allah
·         Memiliki kemampuan untuk melakukan ibadah mahdhah (ibadah yang terstandardisasi) kepada Allah
·         Memiliki kemampuan untuk melakukan ibadah ghairu mahdhah (ibadah bebas)
Pada fase ini anak sudah siap untuk mempelajari ilmu-ilmu hikum tentang bagaimana hubungan dengan Allah maupun aturan hukum lain, seperti ibadah, muamalah, jianayat, dan munakahat.
Pada usia ini juga anak sudah dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk, antara yang salah dan benar, antara yang pokok (ushul) dan cabang (furu’), antara yang prioritas dan bukan prioritas melalui kemampuan akalnya. Dengan kemampuannya itu anak telah siap untuk berkenalan dan memahami adanya tingkatan hukum yang akan diterimanya. Pada usia ini juga anak mulai berhadapan dengan aktivitas wajib yang apabila tidak dilakukan maka akan berhak mendapatkan hukuman fisik. Dalam suatu hadist di sebutkan bahwa anak yang berusia 10 tahun boleh dihukum (secara fisik) apabila ia menolak untuk melakukan istiqomah saat melakukan shalat.
Jika ingin berjalan lancar saat proses menjadi Abdullah di usia tamyiz ini maka salah satu yang menjadi penariknya adalah muatan-muatan dari ajaran-ajaran yang akan disampaikan padanya. Dalam hukum dikenal adanya pahala dan dosa. Pengenalan serta kesan tentang pahala dan dosa diharapkan menjadikannya bersemangat berbuat baik. Anak-anak harus dapat memahami bahwa ada konsekuensi positif dan negatif, ada surga dan ada neraka.
  1. FASE AMRAD
Fase Amrad (10-15 tahun) ini adalah persiapan bagi manusia untuk melakukan peran sebagai khalifah (wakil) Allah dibumi. Manusia di bumi berkewajiban selalu menyebarkan kebaikan dan menghindarkan kemungkaran. Adapun tugas-tugas hidup manusia pada fase amrad ini, antara lain:
·         Memiliki kesadaran tentang tanggung jawab terhadap semua makhluk
·         Memiliki wawasan atau pengetahuan yang memadai tentang makhluk hidup
·         Memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis dalam bidang tertentu (bidang yang memiliki manfaat dalam kehidupan bersama manusia)
·         Memiliki kemampuan memahami diri sendiri
·         Memelihara dan mengembangkan kekuatan dan kesehatan fisik
·         Memiliki kemampuan mengontrol dan mengembangkan diri sendiri
·         Memiliki kemampuan menjalin relasi dengan sesama manusia
·         Memiliki kemampuan menjalin relasi dengan makhluk hidup (tumbuhan, binatang, dan makhluk mati)
Hal terpenting yang harus dimiliki oleh anak adalah tanggung jawab terahadap semua makhluk. Kita sebagai manusia telah mendapat amanat dari Allah maka kita harus menjalankan amanat tersebut. Poros utama amanat adalah kesadara dan tanggung jawab. Tanggung jawab itu terbentang antara langit dan bumi (Ismail al- Faruqi). Sebagai manusia kita diharapkan untuk selalu bertindak proaktif, dan semestinya meneguhkan pengabdiannya kepada Allah melalui aktivitas amar ma’ruf nahi munkar.
Agar perasaan tanggung jawab itu terarah, maka manusia perlu memiliki wawasan atau pengetahuan dasar tentang makhluk-makhluk hidup dan makhluk mati, serta bagaiman memperlakukannya mereka dengan baik.
Kemampuan lainnya yang perlu dilakukan pada fase amrad ini adalah pemilikan atas keterampilan. Kemampuan ini dimaksudkan agar waktu menjelang dewasa seseorang harus mampu mandiri, menanggung diri dan keluarganya. Pada fase ini juga seorang anak mulai mencari identitas dirinya. Ia banyak menoleh kepada dirinya sendiri dan berupaya mengenal kondisi fisik serta psikologisnya, sehingga dapat mengenalinya untuk akhirnya mengembangkan dirinya sendiri. Dan di usia ini pula seseorang telah berpikir secara abstrak.
  1. FASE TAKLIF
Fase taklif atau dewasa (15-40 tahun) adalah fase dimana seseorang telah menjadi manusia yang dewasa. Sebagai manusia yang telah dewasa ini telah sepenuhnya di kenai kewajiban sebagai Abdullah dan khalifah di muka bumi secara baik. Dan ada saatnya nanti seseorang akan dapat menunjukkan kemampuan-kemampuan dan prestasi-prestasinya, baik secara fisik, psikologis, maupun spiritual.
Adapun tugas-tugas manusia yang semestinya dilakukan pada fase taklif ini antara lain:
·         Memiliki pengetahuan tentang bagaimana menjalin hubungan dengan Allah
·         Memiliki kemampuan untuk melakukan ibadah madhah (ibadah yang terstandardisasi) kepada Allah
·         Memiliki kemampuan untuk melakukan ibadah ghairu madhah (ibadah bebas)
·         Memiliki kesadaran tentang tanggung jawab terhadap sesama makhluk
·         Memiliki wawasan atau pengetahuan yang memadai tentang makhluk hidup
·         Memiliki pengetahuan dan keterampilan teknis dalam bidang tertentu (bidang yang memiliki manfaat bagi kehidupan manusia bersama)
·         Memiliki kemampuan memahami, mengontrol, dan mengembangkan diri sendiri
·         Memelihara dan mengembangkan kekuatan dan kesehatan fisik
·         Memiliki kemampuan menjalin relasi dengan makhluk hidup (tumbuhan, hewan) dan makhluk mati
Sebagai pemegang peranan Abdullah, seseorang memiliki kemampuan untuk memahami berbagai persoalan manusia, dapat mencari solusinya, serta memiliki kemampuan untuk bertindak.
Pada usia ini seseorang dapat menjalankan tugasnya untuk menjalin hubungan dengan sesama. Salah satu tugas terpentingnya adalah melangsungkan pernikahan dan membentuk suatu keluarga.
  1. FASE FUTUH
Fase futuh adalah fase dimana terbukanya realitas-realitas yang bersifat spiritual. Pada fase ini seseorang mengalami ketercerahan batin sehingga ia memperoleh futuh (keterbukaan hal-hal yang spiritual). Seseorang dapat memahami realitas alam semesta, semuanya tersingkap, sehingga indra, hati, qalbu, dan akal pikirannya dapat memahami realitas dengan cerdas dan bertindak secara tepat dan terukur.
Salah satu ciri pematangan spiritual yaitu semakin kukuh dan kuatnya kecendrungan untuk bertindak amar ma’ruf dan nahi munkar. Gambaran tentang kematangan spiritual dapat dilihat pada diri rasulullah yaitu saat beliau berusia 40 tahun. Pada usia itu beliau banyak melakukan kontemplasi (perenungan) untuk merefleksikan masyarakatnya. Saat itu juga beliau mencoba mengambil jarak dengan masyarakatnya hingga beliau memahami keadaan masyarakat secara objektif
Berkat optimalnya fungsi indra, akal, dan qalbu Rasulullah, maka beliau dapat memahami inti persoalan masyarakatnya. Dan dengan qalbu yang cerdas beliau mudah menerima wahyu dan kebenaran dari Allah. Kedekatannya itu berujung pada tugas-tugas memperbaiki masyarakatnya.
  1. KEHIDUPAN PASCA KEMATIAN
Setelah dinyatakan meninggal dunia secara klinis, yang ditandai oleh habisnya detak jantung, fisik manusia secara fungsional telah berakhir. Maka sebagai awal penciptaannya manusia hidup hanya dengan ruhnya saja, dan tinggal di alam kubur untuk menunggu hari pembalasan di alam akhirat. Di alam kubur dan akhirat nanti manusia akan mendapatkan balasan baik maupun hukuman-hukuman atas perbuatannya selama di dunia, khususnya saat dan setelah usia taklifnya.
Dengan menyadari sepenuhnya keberadaan alam akhirat seseorang dapat bertindak baik. Apa yang dilakukan seseorang di dalam kehidupannya saat ini memiliki konsekuensi jangka panjang, yaitu nasib yang akan diterimanya di alam akhirat nanti. Seseorang yang memikirkan keselamatan di hari akhir, biarpun ia yakin tak akan teratangkap, akan mencegah dirinya untuk melakukan perbuatan tak benar tersebut. Oleh karena itu kesadaran hari akhir banyak mempengaruhi perilaku manusia.



BAB III
PENUTUP

Setelah menyimak bagian per bagian dalam tulisan ini, saya akan sedikit meringkas bagian-bagian tersebut. Bahwa perkembangan manusia itu mengalami berbagai proses-proses atau pun fase-fase. Adapun prosesnya saat pembentukan yaitu berawal dari pertemuan antara sperma dan sel telur yang menghasilkan ‘alaqah (segumpal darah), kemudian terbentuk lagi mudhghah (segumpal daging), dan dari mudhghah itu terbentuklah izham (tulang belulang), hingga akhirnya terjadi proses peniupan ruh oleh Allah saat usia kandungan berumur 4 bulan 10 hari dalam rahim. Allah meniupkan ruh tersebut hingga menjadi manusia yang sempurna, sebagaimana kita semua ini yang ada di dunia.
Selain itu terdapat juga fase-fase pembentukan manusia, macam-macam fase-fasenya, antara lain seperti fase bayi (0-2 tahun), fase kanak-kanak (2-7 tahun), fase tamyiz (7-10 tahun), fase amrad (10-15 tahun), fase taklif (15-40 tahun), fase utuh dan yang terakhir adalah fase kehidupan pasca kematian. Allah menjadikan manusia di dunia ini sebagai makhluk yang paling sempurna dan mulia.